Jumat, 26 Juli 2019

cara setting mikrotik konek ke internet (X11)


  • Hubungkan kabel UPT dari sumber internet ke ether 1, dan kabel dari router ke lokal di ether 2 pada mikrotik.
  • Kemudian jalankan program winbox masuk ke tab Neighbors dan klik alamat dan klik connect

  • Klik tombol interface maka akan muncul list interface, doubel klik salah satu interface untuk merubah nama interface, beri nama interface 1 adalah ethernet 1_publik ini adalah link ke ISP dan interface 2 adalah ethernet 2_lokal untuk konfigurasi, namun nanti dari ethernet 2 ini akan masuk ke switch/hub untuk menyebarkan jaringan ke client.




  • Kemudian beri IP pada kedua interface, klik menu IP>ADDRESS, klik tombol + kemudian masukkan IP pada address tanpa memasukkan ip network kemudian klik apply dan oke.


  • Setting DNS server, kemudian ceklis "allow remote request" 
  • Pilih menu IP>ROUTER. klik tombol + , kemudian klik apply jika muncul keterangan rechable maka klik ok
  • Setting IP>FIREWALL>TAB NAT kemudian klik + . pilih general masukkan pada Chain = Srcnat kemudian out interface = ether 1_publik kemudian buka ACTION = Masquerade.



  • Jika langkah-langkah diatas sudah diikuti, sekarang mari kita uji apakah komputer di jaringan LAN sudah dapat terhubung ke internet. Mari kita isi salah satu komputer pada Adapter Settings dengan konfigurasi IPv4 seperti berikut ini:
    • IP Address: 192.168.100.3
    • Subnet Mask: 255.255.255.0
    • Default Gateway: 192.168.100.1
    • Preferred DNS Server: 192.168.100.1

    Konfigurasi IPv4 di Komputer
  • Pilih menu IP DHCP server kemudian klik DHCP setup
  • Untuk merubah identitas router, kembali ke winbox pilih menu System > Identity ubahlah sesuai nama instansi Dan untuk merubah password, pilih menu System > User kemudian pilih user admin double klik, kemudian klik password, dan silahkan isi password sesuai kehendak. Klik tombol OK.


  • Selanjutnya cek koneksi internet untuk memastikan mikrotik sudah terhubung ke internet. Caranya, pada winbox pilih menu New Terminal, kemudian setelah muncul, tekan enter 1 kali, kemudian ketikan ping www google.com.

  • .


Kamis, 25 Juli 2019

4.3.1 Mempresentasikan konsep routing


1 R O U T I N G

2 Materi Routing Konsep dasar Routing Jenis-jenis routing Tabel routing
Protokol-protokol routingCara kerja protokol routing
3 Konsep Dasar RoutingRouting adalah Proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan di jaringan TCP/IP.Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan.
4 Konsep Dasar RoutingData-data dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data. Internet Protokol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan.Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan.Jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringa yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat.Router berfungsi sebagai penghubung dua buah jaringan yang berbeda, tepatnya mengarahkan rute yang terbaik untuk mencapai network yang diharapkan.Router menjadi perangkat yang berfungsi meneruskan datagram IP pada network layer. Router memiliki lebih dari satu NIC dan dapat meneruskan datagram dari satu NIC ke NIC yang lain 
5 Jenis-jenis routing Routing Statik Routing Dinamik
Entri-entri dalam forwarding table route diisi dan dihapus secara manual.Routing DinamikProses pengisian data routing di table secara otomatis.Cara yang digunakan untuk melepaskan kewajiban mengisi entri- entri forwarding table secara manual.Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya.Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan datagram ke arah yang benar.
6 Perbedaan Routing Statik dan dinamik
Routing DinamikBerfungsi pada protokol IPBerfungsi pada inter-routing protokolRouting tidak dapat membagi informasi routingRouter membagi informasi routing secara otomatisRouting tabel dibuat dan dihapus secara manualRouting tabel dibuat dan dihapus secara dinamis oleh routerTidak menggunakan routing protokolTerdapat routing protokol, seperti RIP atau OSPFMicrosoft mendukung multihomed system seperti routerMicrosoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
7 Tabel RoutingTabel routing terdiri atas entri-entri rute dan setiap rute setidaknya terdiri atas IP address, tanda untuk menunjukan routing langsung atau tidak, alamat router dan nomor interface.
8 Protokol-protokol Routing
Interior Gateway Protocol (IGP)‏Protokol yang menangani routing jaringan pada sebuah autonomous system, Terdiri dariRouting Information Protocol (RIP)‏Open Shortest Path First (OSPF)‏Exterior Gateway Protocol (EGP)‏Protokol yang menangani routing antar autonomous system, Terdiri dari :Border Gateway Protocol (BGP)‏ 
9 Karakteristik RIP & OSPF
Menggunakan algoritma distance-vector (Bellman-Ford)‏Menggunakan algoritma link-stateDapat menyebabkan routing loopMembutuhkan waktu CPU dan memori yang besarDiameter jaringan terbatasTidak menyebabkan routing loopLambat mengetahui perubahan jaringanDapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep areaMenggunakan metrik tunggalCepat mengetahui perubahan pada jaringan dan dapat menggunakan bebarapa macam metrik
10 Domain Name System (DNS)‏
Adalah Distribute Database System yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP/IP.Merupakan sebuah aplikasi service yang biasa digunakan di Internet seperti web browser atau yang menerjemahkan sebuah domain name ke IP address.Selain untuk internet, DNS juga dapat diimplementasikan ke private network (VPN atau intranet.

11 Keunggulan DNSMudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP address dari sebuah komputer, cukup host name (nama komputer).Konsisten, IP address sebuah komputer bisa saja berubah, tapi host name tidak harus berubah.Simple, user hanya menggunakan satu nama untuk mencara nama dimain baik di internat maupun di intranet, meskipun ada banyak mirror server yang digunakan.














3.3.2 Mengklasifikasikan jenis protokol routing



Routing protocol adalah protokol dalam jaringan komputer yang digunakan untuk membroadcast dan mempelajari jaringan yang terhubung dan mempelajari rute (network path) yang tersedia. Dengan routing protocol, router yang berbeda bisa saling bertukar informasi antara satu router dengan router lain dan mendapat rute routing paling efisien ke tujuan.
Jenis-jenis routing protocol pun beragam, diantaranya: OSPF, RIP, BGP, IGRP, EIGRP, dan IS-IS. Bisa dibilang, semua protokol tersebut termasuk ke dalam routing dinamis. Seperti apa perbedaan dari tiap protokol tersebut? Pada artikel kali ini, kami akan membahasnya untuk Anda. Agar Anda paham, coba simak pembahasan kami sebelumnya seputar fungsi routing table pada router agar Anda paham maksud dari artikel kali ini.
1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP adalah protokol yang memberikan informasi routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Kemudian, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP adalah: host, network, subnet, dan route default.
Protokol ini menggunakan algoritma “distance vector”. Metric yang dilakukan pada protokol ini berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik. Jika hop count lebih dari 15, maka paket datagram akan dibuang dan tidak diteruskan. Update routing table pada protokol ini akan dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
protokol RIP ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • RIPv1 (RIP versi 1)
    • Hanya mendukung routing class-full
    • Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • Adanya fitur perbaikan routing broadcast
  • RIPv2 (RIP versi 2)
    • mendukung routing class-full dan class-less
    • info subnet dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • ada fitur perbaikan routing multicast
Secara umum, RIPv2 tidak berbeda jauh dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang diberikan antar router. Pada RIPv2, informasi yang dipertukarkan terdapat autentifikasi. Persamaan RIPv2 lainnya dengan RIPv1, yaitu:
  • Distance Vector Routing Protocol
  • Metric berupa hop count
  • Max hop count adalah 15
  • Menggunakan port 520
  • Menjalankan auto summary secara default
Sedangkan perbedaan RIPv2 dengan RIPv1 sebagai berikut:
  • RIPv2 bersifat class-less routing protocol, yang artinya RIPv2 menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIPv2 dapat mendukung VLSM & CIDR
  • Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
  • Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
  • Auto Summary dapat dinonaktifkan
  • Mendukung fungsi keamanan berupa authentication, yang dapat mencegah routing update dikirim / diterima dari sumber yang tidak terpercaya
Apa saja kelebihan dari protokol RIP? Berikut ini diantaranya:
  • Menggunakan metode “Triggered Update”.
  • Memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
  • Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara waktu pada timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link pada jaringan.
Sedangkan, berikut ini adalah kekurangan dari RIP:
  • Jumlah host yang terbatas.
  • Ketika pertama kali dijalankan, RIP hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal / localhost) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan oleh Cisco Systems Inc. pada pertengahan tahun 1980-an. Tujuan penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi default dari protokolnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah interkoneksi (Composite Metric, yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability). Protokol ini menggunakan algoritma “distance vector”. Update routing pada protokol ini dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Pada IGRP, routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Oleh karena itu, sistem IGRP sudah mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan tersebut adalah: load, delay, bandwitdh, realibility. Karena protocol ini diciptakan oleh Cisco, maka di dalam kumpulan perintah dasar Cisco terdapat perintah untuk mengatur protokol ini.
Berikut ini adalah kelebihan dari protokol IGRP:
  • Mendukung sampai 255 hop count
Dan berikut ini adalah kekurangan dari protokol IGRP:
  • Jumlah host yang terbatas
  • Hanya bisa diterapkan pada router Cisco
3. OSPF (Open Short Path First)
OSPF adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. Protokol ini cocok diterapkan pada jaringan yang memiliki router yang berbeda-beda. COntohnya, jika jaringan komputer Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah router Cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan IGRP. jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika jaringan yang dikelola adalah jaringan besar, maka OSPF adalah pilihan protokol satu-satunya agar semua router tersebut bisa melakukan routing.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma “link-state” yang disebut algoritma Dijkstra / SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. Update routing table pada protokol ini dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan. Bisa dibilang, OSPF ini adalah route redistribution, yaitu sebuah layanan penerjemah antar routing protocol.
Berikut ini adalah kelebihan dari protokol OSPF:
  • Tidak menghasilkan routing loop
  • mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
  • bisa menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area
  • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
  • dapat diterapkan di semua router merek apapun
Sedangkan berikut ini adalah kekurangan dari protokol OSPF:
  • Membutuhkan basis data yang besar.
  • Lebih rumit
4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol ini menggunakan algoritma “advanced distance vector” dan menggunakan “cost load balancing” yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara “distance vector” dan “link-state”, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. Broadcast-broadcast EIGRP di-update setiap 90 detik ke semua router EIGRP yang berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan komputer yang besar. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
Apa saja sih kelebihan EIGRP? Ini dia diantaranya:
  • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
  • Adanya fitur “loop avoidance”
Dan berikut ini adalah kekurangan dari EIGRP:
  • Hanya dapat digunakan untuk Router Cisco
5. BGP (Border Gateway Protocol)
Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).
Update informasi pada protokol ini akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan sebagai koneksi antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dalam trafik internet di antara autonomous system.
Kelebihan dari protokol BGP ini adalah instalasi yang sangat sederhana. Sedangkan, kekurangan dari protokol ini adalah keterbatasan dalam mempergunakan topologi jaringan.
6. Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS)
IS-IS adalah protokol digunakan pada perangkat jaringan komputer yang berguna untuk menentukan jalur terbaik bagi datagram ketika diarahkan ke tujuan. Lebih lengkapnya didefinisikan dalam ISO / IEC 10589 2002 dalam desain referensi OSI.

Rabu, 24 Juli 2019

3.3.1 Menjelaskan konsep routing

Router
Router merupakan sebuah perangkat jaringan yang dapat meneruskan
satu paket data dari satu jaringan ke jaringan lain dengan menggunakan IP
Address sebagai dasar keputusan untuk meneruskan sebuah paket data. Router
sering digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan. Baik jaringan
dengan Broadcast Domain yang sama maupun berbeda. Router juga
digunakan untuk membagi jaringan besar menjadi beberapa buah jaringan
(subnetwork).
Routing
Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Sebuah router
memiliki kemampuan routing, artinya router dapat mengetahui kemana rute
perjalanan informasi (packet) akan dilewatkan. Apakah ditujukan untuk host
lain yang satu jaringan atau berbeda jaringan. Jika paket-paket ditujukan untuk
host pada jaringan yang lain maka router akan meneruskannya ke jaringan
tersebut. Sebaliknya, jika paket-paket ditujukan untuk host yang satu jaringan
maka router akan menghalangi paket-paket keluar, sehingga paket-paket
tersebut tidak akan masuk jaringan yang lain.
Bila kita mengacu pada pemodelan OSI (Open System
Interconnection), maka proses routing terjadi pada Layer 3 (Network Layer).
Karena terjadi pada Network Layer, maka proses routing erat kaitannya dengan pengalamatan logika atau IP Address. Terdapat dua jenis routing, yaitu:
1. Routing Statis
2. Routing Dinamis
Routing Statis
Definisi
Routing statis adalah metode routing yang mengkonfigurasi dengan memasukkan entry route secara manual oleh network administrator pada tabel routingnya. Routing statis tidak seperti routing dinamis, rute statis ini tetap dan tidak akan berubah jika jaringan berubah, dan jika jaringan berubah Routing statis memerlukan campur tangan network administrator dalam penentuan rutenya.
Prinsip
Dalam menerapkan routing statis, kita akan mengisikan entry route pada tabel routing secara manual di setiap router yang ada dalam jaringan. Sebuah entry routing statis yang akan dimasukkan ke tabel routing harus mengandung tiga informasi, yaitu :
1. Network Address Informasi ini merupakan network address dari jaringan yang akan dituju (remote network).
2. Subnet Mask (prefix) Informasi ini merupakan prefix atau subnet mask dari jaringan yang akan dituju.
3. Next Hop atau Gateway Informasi ini berguna memberitahukan kepada router tentang bagaimana mencapai jaringan tujuan. Next Hop merupakan IP Address dari router tetangga yang dapat digunakan untuk mencapai jaringan tujuan (remote network).
Fungsi
Routing statis memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Routing statis dapat digunakan untuk menentukan jalur keluar dari router ketika tidak ada rute lain yang tersedia atau diperlukan. Ini disebut default route.
2. Routing statis dapat digunakan untuk jaringan kecil yang membutuhkan hanya satu atau dua rute.
3. Routing statis sering digunakan untuk membantu mengirim informasi routing dari satu routing protocol ke routing protocol yang lain (Redistribution Routing)
Keuntungan dan Kekurangan
Keuntungan
1. Jaringan lebih aman, karena routing statis hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.
2. Pengiriman paket data lebih cepat karena jalur atau rute sudah di ketahui terlebih dahulu.
3. Deteksi dan isolasi kesalahan pada topologi jaringan lebih mudah.
4. Beban kerja router terbilang lebih ringan karena pada saat konfigurasi router hanya melakukan update sekali saja ip table yang ada.
Kekurangan
1. Routing statis harus dikonfigurasi pada setiap router dalam jaringan, sehingga memakan waktu lama jika ada banyak router dan re-konfigurasi bisa lambat dan tidak efisien.
2. Konfigurasi dilakukan secara manual sehingga tingkat kesalahan input oleh network administrator tinggi.
3. Jika salah satu jalur rute terputus maka router tidak bisa mencari alternatif jalan baru untuk meneruskan paket yang dikirim.


Routing Dinamis
Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

      Kelebihan Dan Kekurangan Dynamic Routing

Adapun keuntungan dynamic routing adalah sebagai berikut.
1.        Cocok untuk area besar/luas
2.        Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya
3.        Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router dikonfigurasi, hanya router yang berkaitan saja.
4.        Router secara otomatis berbagi informasi
5.        Routing table dibuat secara dinamik
6.        Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada
7.        Administrator tidak ikut campur tangan

Sedangkan kelemahan dynamic routing adalah sebagai berikut.
1.     Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP Table pada setiap waktu tertentu

2.  Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP Table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router lainnya sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.


Command Routing
1. Penggunaan dengan Next Hop Kelebihan menggunakan next hop dapat mencegah terjadinya error dalam meneruskan paket ke router tujuan karena router telah mengetahui next hop, yaitu IP Address router tujuan. Kekurangan jika menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yang berulang
capture

2. Penggunaan dengan Exit Local Interface
Kelebihan menggunakan exit local interface adalah proses lookup hanya akan terjadi satu kali karena router akan langsung meneruskan paket ke jaringan tujuan melalui interface yang sesuai pada tabel routing. Kekurangannya kemungkinan akan terjadi error ketika meneruskan paket.
capture1
Kelebihan menggunakan exit local interface adalah proses lookup hanya akan terjadi satu kali karena router akan langsung meneruskan paket ke jaringan tujuan melalui interface yang sesuai pada tabel routing. Kekurangannya kemungkinan akan terjadi error ketika meneruskan paket.

Tabel Routing
 Definisi
Tabel routing adalah tabel yang berisi informasi keberadaan beberapa jaringan, baik jaringan yang terhubung langsung (directly connected network) maupun jaringan yang tidak terhubung langsung (remote network)
Entry Route
Informasi dalam tabel routing berupa baris-baris network address yang disebut entry route (kadang cukup disebut route). Dalam setiap entry route juga telah ada informasi tentang interface mana yang dapat digunakan router tersebut untuk mengirimkan paket data.
Ada 4 kategori entry dalam tabel routing, yaitu :
1. Directly Connected network Entry ini akan muncul pada saat interface router diaktifkan dan dikonfigurasikan IP Address. Beberapa jenis router status default dari interfacenya adalah disable (non aktif) sehingga perlu diaktifkan oleh Network Administrator.
2. Static Routes Entry ini adalah entry yang diisi manual oleh Network Administrator, sehingga jika terjadi perubahan jaringan, maka entry ini juga harus dirubah secara manual pula.
3. Dynamic Routes Entry ini adalah entry yang akan muncul karena hasil pertukaran informasi routing dari beberapa router. Pertukaran informasi routing akan menggunakan routing protocol. Entry ini tidakdiisikan manual oleh Network Administrator. Dalam hal ini Administrator hanya perlu mengaktifkan routing protocol dan network yang akan di routing.
4. Default Routes Entry ini digunakan untuk menentukan kemana sebuah paket akan dikirimkan jika alamat tujuan dari paket tersebut tidak terdapat pada tabel routing. Entry default routes bisa dikonfigurasikan secara manual (static) ataupun didapat dari pertukaran informasi dari routing protocol (dynamic).